Monitoring Rutin Tanaman Padi Kegiatan Perbenihan BSIP Sulawesi Tengah
Sigi, 30 Oktober 2024. Tim Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Sulawesi Tengah yang terdiri dari fungsional Petugas Benih Tanaman (PBT) dan penyuluh melakukan monitoring pada pertanaman padi pada Jumat, 30 Agustus 2024. Kegiatan monitoring ini dilakukan secara rutin pada pertanaman padi kegiatan Produksi Benih Padi di Desa Sejahtera, Rezeki, dan Berdikari Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi Biromaru
Monitoring pada kegiatan produksi benih padi ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan kuantitas benih yang akan dihasilkan sesuai dengan standar yang ditetapkan, pada kali ini monitoring dilakukan terhadap perkembangan tanaman dan mendeteksi serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Dari hasil pengamatan secara umum pertumbuhan tanaman padi cukup baik, namun masih ditemukan adanya gejala penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) atau biasa disebut kresek.
Penyakit hawar daun bakteri merupakan penyakit yang tersebar luas di pertanaman padi sawah dan bisa menurunkan hasil sampai 36%. Penyakit ini pada umumnya terjadi pada musim hujan atau lembab >75%, terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang dengan pemupukan N yang tinggi. Hawar daun bakteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae Dye. Penyakit hawar bakteri pada tanaman padi bersifat sistemik yang dapat menginfeksi tanaman padi pada berbagai stadium pertumbuhan.
Gejala penyakit ini pada tanaman muda (berumur 1-2 minggu setelah tanam) atau tanaman dewasa yang peka, Pada awalnya gejala terdapat pada tepi daun atau bagian daun yang luka berupa garis bercak kebasahan, bercak tersebut meluas berwarna hijau keabu-abuan, selanjutnya seluruh daun menjadi keriput dan akhirnya layu seperti tersiram air panas. Seringkali bila air irigasi tinggi, tanaman yang layu terkulai ke permukaan air dan menjadi busuk.
Pada tanaman yang peka terhadap penyakit ini, gejala terus berkembang hingga seluruh permukaan daun, bahkan kadang-kadang pelepah padi sampai mengering. Pada pagi hari atau cuaca lembab, eksudat bakteri sering keluar ke permukaan bercak berupa cairan berwarna kuning menempel pada permukaan daun dan mudah jatuh oleh hembusan angin, gesekan daun atau percikan air hujan. Eksudat ini merupakan sumber penularan yang efektif.